Senin, 06 Mei 2019

Progam Kemitraan Masyarakat " Kelompok ODGJ "

Pos pelayanan terpadu (posyandu) dan Keluarga memiliki peran yang sangat penting terhadap tingkat kesembuhan pasien dengan gangguan jiwa. Dikantor Desa bongkot telah didirikan posyandu jiwa karena mengingat masih tingginya angka kasus gangguan jiwa di daerah tersebut. Banyak ditemukan pasien ODGJ yang di pasung oleh keluarganya karena dianggap membahayakan, pasien tidak terawat, dikucilkan oleh keluarga, keluarga menganggap pasien tidak dapat disembuhkan lagi selain itu keluarga malu ketika diketahui memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Metode diberikan adalah melakukan pelatihan pada mitra agar dapat melakukan terapi aktifitas kelompok, melakukan psikoedukasi pada masyarakat khususnya kelompok keluarga ODGJ, Melakukan penyuluhan terkait sistem layanan kesehatan jiwa, membentuk kelompok SHG pada keluarga, memberikan pelatihan membuat ketrampilan dan bercocok tanam. Luaran dari program PKM yang diusulkan adalah naskah publikasi yang akan dipublikasikan di jurnal nasional terakreditasi, prosiding seminar nasional, publikasi pada media massa, peningkatan kualitas dan kuantitas produk, Buku ajar, peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat, peningkatan kesehatan pada pasien ODGJ, perbaikan system.





Sabtu, 28 September 2013

Apa itu GERD



Kini ditemukan penyakit baru GERD (Gastro Esophageal Reflux Disease),yakni penyakit saluran cerna bagian atas (sekitar kerongkongan). Bila tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan ternyadinya peradangan hingga kanker kerongkongan.
Penyakit yang berhubungan dengan asam lambung selalu dikonotasikan dengan penyakit maag.padahal ada satu jenis penyakit kronik lain yang juga disebabkan oleh peningkatan asam lambung,yaitu GERD.
GERD merupakan gangguan saluran cerna bagian atas yang terjadi karena adanya aliran balik secara spontan dari isi lambung ke kerongkongan.isi lambung terdiri dari berbagai zat,salah satunya ialah asam lambung.
Asam lambung diproduksi oleh lambung. Zat ini berfungsi mengurai makanan hingga mudah diserap oleh tubuh. Meskipun asam lambung sangat kuat, dinding lambung memiliki lapisan pelindung sehingga tidak rusak sekalipun setiap hari dipercik oleh cairan asamnya,ketika orang sedang stres,produksi asam lambung meningkat. Bila hal itu sering terjadi, asam lambung akan merusak dan mengiritasi dinding lambung sehingga timbul barbagai gejala dan keluhan yang mengganggu aktivitas sehari2
KARENA TEKANAN LAMBUNG KUAT
Banyak faktor yang memicu asam lambung bisa naik kekerongkongan.fakta menunjukkan,semakin bertambahnya usia seseorang, kekuatan otot cincin pada perbatasan kerongkongan dengan lambung melemah sehingga cairan lambung mudah naik ke kerongkongan. Tekanan tinggi pada lambung bisa disebabka kegemukan. Orang gemuk jika tidur terlentang sehabis makan, membuat tekanan di lambung tinggi sehingga makanan dari lambung bisa naik ke kerongkongan.
Gejala penyakit ini ialah nyeri ulu hati dan dada, sulit menelan, sering sendawa, batuk kronis terutama dimalam hari dan radang tenggorokan. Namun gejala yg paling khas adalah rasa seperti terbakar dibagian belakang tulang dada dan naiknya aliran rasa asam kerongga mulut. Gejala itu mirip maag sehingga banyak orang terkecoh seolah penyakit maag.memang sama2 akibat peningkatan asam lambung,tetapi lokasinya berbeda. kalau maag gangguannya dil ambung sedangkan GERD di kerongkongan (di atas lambung).
PERADANGAN KERONGKONGAN
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal kelompok usia.GERD tidak segera diatasi dengan baik akan menyebabkan komplikasi antara lain radang, pendarahan, penyempitan pada kerongkongan dan lebih jauh dapat menyebabkan KANKER. Komplikasi lain adalah kesulitan menelan,pencetus asma dan batuk menahun. Menyadari bahayanya komplikasi maka segera berobat jika merasakan gejala2 seperti itu.


KENDALIKAN ASAM LAMBUNG
Untuk mengatasi efek negatif dari GERD dapat dilakukan dengan mengendalikan produksi asam lambung.hal itu bertujuan mengurangi ketidaknyamanan akibat asam lambung yang naik ke kerongkongan.Kunci pengobatannya adalah diperlukan obat yang dapat mengendalikan derajat keasaman lambung (PH) sekitar4 dalam waktu lebih dari 15 jam.penderita disarankan menghentikan kebiasaan merokok,alkohol,soda dan kopi.batasi pula mengonsumsi daging kambing,sebab makanan ini sulit dicerna.turunkan berat badan hingga mencapai berat ideal.lakukan olahraga secara teratur sesuai kemampuan.jenis olahraga pilih sesuai kesukaan, hanya selama olahraga harus sungguh2 agar banyak berkeringat.banyak keringat menunjukkan terjadinya pembakaran lemak dalam jumlah yang besar.untuk memperlancar pengeluaran lemak yang terbakar,sehabis olah raga minum air putih dalam jumlah yg banyak.
Hasil penilitian para Dokter
Trend prevalensi GERD di Asia meningkat. Di Hongkong meningkat dari 29,8% (2002) menjadi 35% (2003). Data dari RSCM menunjukkan peningkatan signifikan dari 6% menjadi 26% dalam kurun waktu 5 tahun. Salah satu kendala dalam GERD adalah sulitnya diagnosa, terutama dalam mendeskripsikan gejala khasnya yaitu heartburn, berupa rasa panas terbakar yang menjalar dari lambung atau dada bagian bawah menuju ke leher. Hal ini membuat lebih dari 50% pasien GERD berkonsultasi ke dokter setelah mengalami gejala selama 6 bulan. Asian Burning Desire Survey (2006) membuktikan bahwa pemahaman tentang GERD pada populasi di Indonesia adalah yang terendah di Asia Pasifik, hanya sekitar 1%, sedangkan di Taiwan mencapai 81% dan Hongkong 66%.
(Prof. Dr.HA,Aziz Rani,SpPD,KGEH)
GERD memiliki gejala khas yang mengganggu yaitu heartburn, regurgitasi, nyeri ulu hati, dan nyeri dada. Selain itu, terdapat gejala ekstraesofageal (batuk kronik, suara serak). Komplikasi GERD berbanding lurus dengan episode terjadinya refluks, umumnya berupa esofagitis dan yang paling parah adenokarsinoma. Bagi pasien, gejala GERD mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan seperti tidur, bekerja, aktivitas, olahraga, dll. Kini telah banyak dikembangkan kuesioner untuk mengenali GERD berdasarkan gejala. GERD Questionnaire (GERDQ) merupakan alat penilaian, yang dikembangkan untuk dokter dalam membantu mengidentifikasi dan penatalaksanaan pasien GERD. GERDQ berfungsi dalam melakukan diagnosa berdasarkan gejala,menilai dampak GERD pada pasien dan memonitor respon terapi yang telah dilakukan. Kuesioner ini telah divalidasi secara global melalui Diamond Study dan memilikki sensitifitas dan spesifitas > 70%. (Dr. Marcellus Simadibrata,PhD,SpPD,KGEH)
Penatalaksanaan GERD dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu modifikasi gaya hidup dan terapi farmakologis. Modifikasi gaya hidup dilakukan dengan menghindari makanan yang menyebabkan refluks seperti kopi, alkohol, coklat dan makanan berlemak, serta melakukan aktivitas yang dapat menurunkan risiko terpaparnya asam pada esopagus seperti menurunkan berat badan, berhenti merokok dan meninggikan kepala saat tidur. Terapi farmakologis membuktikan, obat golongan proton pump inhibitor (PPI) lebih efektif dibandingkan H2RA. Kunci tata laksana GERD adalah meningkatkan pH lambung diatas 4, karena pada saat tersebut aktivitas pepsin sebagai faktor agresif menurun. info pemesanan klik
Berdasarkan penelitian Miner tahun 2006, PPI memilikki kemampuan yang berbeda dalam mempertahankan pH diatas 4 (esomeprazole 15,3 jam; rabeprazole 13,3 jam; omeprazole 12,9 jam; lansoprazole 12,7 jam dan pantoprazole 11,2 jam). Lama pengontrolan pH asam lambung diatas 4, berbanding lurus dengan tingkat kesembuhan pasien dari gejala GERD. Tingkat kekambuhan pasien setelah terapi 4-8 minggu, juga dipengaruhi oleh lama pengontrolan pH asam lambung diatas 4. Semakin lama pengontrolan pH diatas 4, maka tingkat kekambuhan gejala GERD akan menurun. (Dr. FX. Soemanto P,SpPD,KGEH)
Jelly gamat luxor merupakan obat herbal alami yang mampu mengatasi penyakit GERD, yang tepat karena terbuat dari ekstrak gamat/ tripang laut mampu menetralisir keasaman lambung. Khasiat sea Cucumber sebagai salah satu cara mengobati GERD yang telah di teliti oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Berdasarkan hasil penelitian di Universitas di seluruh dunia, ditemukan bahwa tripang sangat berkhasiat sebagai obat serba guna dan antiseptik herbal.
Selain mampu meregenerasi sel, tripang kaya akan nutrisi. “Senyawa aktif berupa antioksidan, baik untuk perbaikan sel tubuh manusia,” ujar dokter alumnus Universitas Indonesia itu.
Itulah alasan kenapa sangat manjur untuk regenerasi sel bagi penderita GERD. Bagi penderita GERD, terkadang sulit untuk menelan makanan. Sehingga kebutuhan nutrisi bagi tubuh penderita sangat kurang. Jelly gamat yang kaya akan kandungan Protein akan membantu untuk memperoleh gizi. Bagi penderita GERD pola makan yang sehat dan teratur memiliki peranan penting dalam proses pengobatan, jangan makan daging dalam porsi yang banyak sekaligus, hindari makanan pedas dan asam. Kami menyarankan pengobatan alami penyakit lambung atau GERD anda dengan cara pemesanan jelly gamat luxor karena ini yang paling tepat uuntuk penyakit asam lambung yang tinggi.

PENGAMBILAN DARAH VENA



OP CARA PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA (VENA PUNCTIE) DENGAN VACUTAINER

A.      Pengertian
Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan representative dengan menggunakan tabung vacutainer.
B.       Tujuan
1.       Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.
2.      Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle stick injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun penderita.
3.      Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah (phlebotomy)
4.        Prosedur
No.
Prosedur
Rasional
1.
Lakukan penjelasan kepada penderita (tentang apa yang dilakukan terhadap penderita, kerjasama penderita, sensasi yang dirasakan penderita, dsb).
Mengurangi rasa cemas dan meningkatkan kerjasama.
Mencegah hiperventilasi akibat ansietas, yang menimbulkan perubahan sementara pada gas darah.
2.
Cari vena yang akan ditusuk (superfisial, cukup besar, lurus, tidak ada peradangan, tidak diiinfus).
Meningkatkan kemudahan insersi jarum.
Memungkinkan perawat menempatkan jarum menjadi paralel dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi, risiko menusuk vena sampai tembus ke luar berkurang.
Vena yang diinfus harus dihindari karena meningkatkan risiko bercampurnya cairan infuse dengan sampel darah yang akan diambil yang dapat mengakibatkan hasil test tidak valid.
3.
Letakkan tangan lurus serta ekstensikan dengan bantuan tangan kiri operator atau diganjal dengan telapak menghadap ke atas sambil mengepal.
Memungkinkan dilatasi vena sehingga vena dapat dilihat.
4.
Lakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril yang telah dibasahi alcohol 70% dan biarkan sampai kering.
Mengurangi risiko bakteri yang berada di kulit memasuki tempat pungsi.
5.
a.  Lakukan pembendungan pada daerah proximal kira-kira 4-5 jari dari tempat penusukan agar vena tampak lebih jelas (bila tourniquet berupa ikatan simpul terbuka dan arahnya ke atas).
b.  Pembendungan tidak boleh terlalu lama (maks. 2 menit, terbaik 1 menit).
a.  Meningkatkan dilatasi vena.
Tourniquet harus menghambat aliran vena, bukan aliran arteri. Aliran arteri yang terhenti mencegah pengisian vena.
b.  Mencegah hemokonsentrasi dan hematoma.
6.
Siapkan tabung vacutainer yang sesuai dengan jenis pemeriksaan, jarum bermata dua yang salah satu ujungnya telah dimasukkan ke dalam holder.
Mencegah kontaminasi silang zat aditif dalam tabung dengan darah.
7.
Dilakukan penusukan jarum pada vena dengan sudut 15-30° lalu difiksasi untuk menghindari pergeseran jarum.
Memungkinkan perawat menempatkan jarum menjadi paralel dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi, risiko menusuk vena sampai tembus ke luar berkurang.
8.
Torniquet dilepas segera setelah darah mengalir, lalu tabung diisi sesuai dengan kapasitas vacutainer. Bersamaan dengan tersedotnya darah ke dalam vacutainer, penderita diminta membuka genggaman tangannya.
Mengurangi aliran balik darah. Mencegah hemokonsentrasi dan hematoma.
Melancarkan aliran darah kembali.
9.
Vacutainer dilepaskan dari holder, kemudian jarum ditarik perlahan.
Mengambil tabung vacutainer yang sudah berisi specimen darah.
Mengurangi rasa nyeri saat jarum ditarik.
10.
Letakkan kapas alcohol 70% di atas bekas tusukan selama beberapa menit untuk mencegah perdarahan, plester, tekan dengan telunjuk dan ibu jari penderita ± 5 menit.
Mencegah terjadinya perdarahan
11.
Jarum bekas pakai dibuang ke dalam disposal cointainer khusus untuk jarum.
Mengurangi penularan mikroorganisme.
12.
Pada masing-masing tabung vacutainer diberi label identitas penderita.
Agar hasil pemeriksaan cocok dengan pasien yang diperiksa.
13.
Diperhatikan petunjuk khusus penanganan specimen.
Specimen dalam keadaan aman (tidak rusak dan tidak menyebabkan penyebaran mikroorganisme).
14.
Terima kasih diucapkan pada penderita.
Menghargai pasien atas kerjasamanya.
15.
Sarung tangan dilepaskan dan tangan dicuci dengan cairan antiseptic.
Mengurangi penularan mikroorganisme.
16.
Spesimen dikirim ke seksi-seksi sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
Agar hasil pemeriksaan sesuai dengan ya

SOP darah vena


CARA PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA (VENA PUNCTIE) DENGAN VACUTAINER

A.      Pengertian
Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan representative dengan menggunakan tabung vacutainer.
B.       Tujuan
1.       Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.
2.      Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle stick injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun penderita.
3.      Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah (phlebotomy)
4.        Prosedur
No.
Prosedur
Rasional
1.
Lakukan penjelasan kepada penderita (tentang apa yang dilakukan terhadap penderita, kerjasama penderita, sensasi yang dirasakan penderita, dsb).
Mengurangi rasa cemas dan meningkatkan kerjasama.
Mencegah hiperventilasi akibat ansietas, yang menimbulkan perubahan sementara pada gas darah.
2.
Cari vena yang akan ditusuk (superfisial, cukup besar, lurus, tidak ada peradangan, tidak diiinfus).
Meningkatkan kemudahan insersi jarum.
Memungkinkan perawat menempatkan jarum menjadi paralel dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi, risiko menusuk vena sampai tembus ke luar berkurang.
Vena yang diinfus harus dihindari karena meningkatkan risiko bercampurnya cairan infuse dengan sampel darah yang akan diambil yang dapat mengakibatkan hasil test tidak valid.
3.
Letakkan tangan lurus serta ekstensikan dengan bantuan tangan kiri operator atau diganjal dengan telapak menghadap ke atas sambil mengepal.
Memungkinkan dilatasi vena sehingga vena dapat dilihat.
4.
Lakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril yang telah dibasahi alcohol 70% dan biarkan sampai kering.
Mengurangi risiko bakteri yang berada di kulit memasuki tempat pungsi.
5.
a.  Lakukan pembendungan pada daerah proximal kira-kira 4-5 jari dari tempat penusukan agar vena tampak lebih jelas (bila tourniquet berupa ikatan simpul terbuka dan arahnya ke atas).
b.  Pembendungan tidak boleh terlalu lama (maks. 2 menit, terbaik 1 menit).
a.  Meningkatkan dilatasi vena.
Tourniquet harus menghambat aliran vena, bukan aliran arteri. Aliran arteri yang terhenti mencegah pengisian vena.
b.  Mencegah hemokonsentrasi dan hematoma.
6.
Siapkan tabung vacutainer yang sesuai dengan jenis pemeriksaan, jarum bermata dua yang salah satu ujungnya telah dimasukkan ke dalam holder.
Mencegah kontaminasi silang zat aditif dalam tabung dengan darah.
7.
Dilakukan penusukan jarum pada vena dengan sudut 15-30° lalu difiksasi untuk menghindari pergeseran jarum.
Memungkinkan perawat menempatkan jarum menjadi paralel dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi, risiko menusuk vena sampai tembus ke luar berkurang.
8.
Torniquet dilepas segera setelah darah mengalir, lalu tabung diisi sesuai dengan kapasitas vacutainer. Bersamaan dengan tersedotnya darah ke dalam vacutainer, penderita diminta membuka genggaman tangannya.
Mengurangi aliran balik darah. Mencegah hemokonsentrasi dan hematoma.
Melancarkan aliran darah kembali.
9.
Vacutainer dilepaskan dari holder, kemudian jarum ditarik perlahan.
Mengambil tabung vacutainer yang sudah berisi specimen darah.
Mengurangi rasa nyeri saat jarum ditarik.
10.
Letakkan kapas alcohol 70% di atas bekas tusukan selama beberapa menit untuk mencegah perdarahan, plester, tekan dengan telunjuk dan ibu jari penderita ± 5 menit.
Mencegah terjadinya perdarahan
11.
Jarum bekas pakai dibuang ke dalam disposal cointainer khusus untuk jarum.
Mengurangi penularan mikroorganisme.
12.
Pada masing-masing tabung vacutainer diberi label identitas penderita.
Agar hasil pemeriksaan cocok dengan pasien yang diperiksa.
13.
Diperhatikan petunjuk khusus penanganan specimen.
Specimen dalam keadaan aman (tidak rusak dan tidak menyebabkan penyebaran mikroorganisme).
14.
Terima kasih diucapkan pada penderita.
Menghargai pasien atas kerjasamanya.
15.
Sarung tangan dilepaskan dan tangan dicuci dengan cairan antiseptic.
Mengurangi penularan mikroorganisme.
16.
Spesimen dikirim ke seksi-seksi sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
Agar hasil pemeriksaan sesuai dengan ya